Efek Per CVT Lebih Keras

Posted on

Efek Per CVT Lebih Keras – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai efek per cvt lebih keras, untuk lebih jelasnya simak aja ulasan berikut ini.

Pengertian CVT

CVT merupakan system perpindahan kecepatan secara full otomtis sesuai dengan putaran mesin. Mesin ini tidak memakai gigi tranmisi, tapi sebagai gantinya dengan menggunakan dua buah pulley “depan dan belakang” yang dihubungkan dengan sabuk “V-belt”.

Dengan sistem ini nantinya pengendara tidak perlu menggunakan perpindahan gigi yang sehingga lebih mudah, tinggal memutar gas untuk menambah kecepatan dan mengendorkan untuk mengurangi kecepatan.

Pulley depan berhubungan langsung dengan kruk as/poros engkol, sedangkan pulley belakang berhubungan dengan final gear langsung ke roda belakang, yang kedua pulley ini dapat melebar dan mengecil sehingga akan mendesak sabuk kearah luar. Lebar kecilnya pulley belakang tergantung tarikan dari pulley depan.

Pada saat stationer posisi sabuk pulley depan kecil sedangkan pulley belakang besar yang sehingga perbandingannya menjadi ringan. Pada saat putaran menengah, posisi sabuk pulley depan dan belakang sama besar. Pada saat putaran tinggi sabuk pulley depan besar sedanglan sabuk pulley belakang kecil, sehingga perbandingannya berat.

Cara Kerja System Penggerak CVT

Dalam hal ini putaran langsam bila mesin berputar pada putaran rendah, daya putar dari poros engkol diteruskan ke pulley primary >> v-belt >> pulley secondary >> dan kopling centrifugal. Dikarenakan tenaga putar belum mencukupi maka kopling centrifugal belum mengembang.

Hal itu disebabkan gaya tarik per pada kopling masih lebih kuat dari gaya centrifugal, yang sehingga kopling centrifugal tidak menyentuh rumah kopling dan roda belakang tidak berputar.

Baca Juga :  Cara Memasang Piston Ke Blok Sepeda Motor

Pada saat putaran mesin bertambah maka gaya centrifugal akan bertambah kuat dibandingkan dengan tarikan per yang sehingga mengakibatkan sepatu kopling mulai menyentuh rumah kopling dan mulai terjadi tenaga gesek.

Pada kondisi ini v-belt dibagian pulley primary pada posisi diameter dalam “kecil” dan dibagian pulley secondary pada posisi luar “besar” sehingga menghasilkan perbandingan putaran/torsi yang besar menyebabkan roda belakang mudah berputar.

Putaran menengah pada saat putaran bertambah, pemberat pada pulley primary mulai bergerak keluar karena gaya centrifugal dan menekan primary sliding sheave “piringan pulley yang dapat bergeser” kearah fixed sheave “piringan pulley yang diam” dan menekan v-belt kelingkaran luar dari pulley primary sehingga menjadi diameter pulley primary membesar dan menarik pulley secondary ke diameter yang lebih kecil.

Ini dimungkinkan karna panjang v-beltnya tetap, akhirnya diameter pulley primary membesar dan diameter pulley secondary mengecil sehingga diameter pulley menjadi sama besar dan pada akhirnya putaran dan kecepatan juga berubah dan bertambah cepat. Gaya centrifugal pada pemberat akan semakin besar seiring dengan bertambahnya kecepatan.

Putaran tinggi jika putaran mesin lebih tinggi lagi dibandingkan putaran menengah maka gaya keluar pusat dari pemberat semakin bertambah. Sehingga semakin menekan v-belt ke bagian sisi luar dari pulley primary “diameter membesar” dan diameter pulley secondary semakin mengecil.

Yang selanjutnya akan menghasilkan perbandingan putaran yang semakin tinggi, jika piringan pulley secondary semakin melebar, maka diameter v-belt pada pulley semakin kecil, sehingga menghasilkan perbandingan putaran yang semakin meningkat.

Efek CVT Lebih Keras

Per CVT sendiri berfungsi untuk menekan plat bagian dalam supaya secondary sliding sheave merapat dan posisi CVT Belt ada pada bagian atas pada saat motor idle. Sehingga ketika motor mendapat putaran tenaga dari Pulley, CVT Belt pada bagian sliding sheave ajan turun posisinya kebawah untuk menghasilkan putaran top speed.

Baca Juga :  Cara Mengetahui Fungsi Sistem Pendingin Pada Kendaraan

Per CVT Racing yang ada dipasaran tersedia dalam berbagai ukuran didasarkan atas tingkat kekerasan per dimana pada umumnya dibagi kedalam 1000 rpm, 1500 rpm, dan juga 2000 rpm,,, per CVT yang terlalu keras maka akan dapat membuat drive belt jauh lebih cepat aus karena belt tidak mampu menekan dan membukan driven pulley, belt semakin lama akan terkikis karena panas dan gerakan berputar pada driven pulley dan bisa bikin tarikan jadi berat dan ngempos.

Tiap ukuran CVT spring digunakan untuk keperluan berbeda tentunya, 1000 rpm dikhususkan untuk kebutuhan harian dengan peningkatan minimum, 1500 rpm dipergunakan untuk keperluan bore-up harian dengan peningkatan yang signifikan serta 2000 rpm dikhususkan untuk keperluan bore-up extreme.

Spesifikasinya

  • Warna putih untuk 800 rpm
  • Warna biru untuk 1000 rpm “per original”
  • Warna violet untuk 1200 rpm
  • Warna kuning untuk 1500 rpm
  • Warna merah untuk 2000 rpm

Demikianlah pembahasan mengenai Efek Per CVT Lebih Keras semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂